EraTaqwa.Com - Mustajab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), memiliki makna dapat dengan mudah (lekas) menyembuhkan; manjur; mujarab. Doa mustajab memiliki arti bahwa doa tersebut diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT. Doa mustajab harus memanfaatkan waktu-waktu yang utama atau waktu yang baik untuk berdoa.
Diantara waktu-waktu yang baik untuk berdoa adalah:
Dari ‘Aisyah r.a. “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu Allah berbangga dengan mereka (menunjukkan keutamaan) kepada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim).
Dari ‘Amr bin Syu’aib r.a. dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi).
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Tuhan kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barang siapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya.” (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah r.a."Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat suatu waktu tertentu, yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Terdapat 2 waktu pendapat tentang waktu tersebut yaitu [1] Pada saat shalat jumat, pada saat imam duduk sebentar di antara 2 kutbah; [2] Pada saat selesai melakukan shalat ashar atau waktu menunggu shalat maghrib, berdasarkan hadis berikut:
Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda,
"Hari Jum'at terdiri dari dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada suatu jam tertentu), melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah jam terkabulnya doa tersebut pada satu jam terakhir setelah shalat Ashar!" (HR. Abu Daud dan HR. Nasai).
“Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” (HR. Muslim).
Namun Rasullullah Shallallahu melarang membaca al-quran, berdasarkan 2 hadis berikut:
Sehingga doa dalam rujukan Al-Qur’an dibolehkan membaca do’a dari Al Qur’an ketika sujud. Namun dengan niat membaca do’a bukan membaca Al Qur’an.
“Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah”(HR. Abu Daud, HR. Tirmidzi, HR. Al-Baihaqi).
“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak” (HR. Ibnu Majah, HR. Hakim).
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar“. (Al-Qadr : 3-5).
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai perbuatan memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra).
“Ya Allah, -jadikan hujan ini- hujan yang membawa manfaat -kebaikan-.” (HR. Al-Buhari, dari hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha).
Dalam riwayat Muslim, dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha,“Dan apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat hujan, beliau membaca: RAHMAH (ini adalah rahmat).” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah menyibakkan bajunya agar tubuh beliau terkena air hujan. Saat beliau ditanya tentangnya, beliau menjawab:
“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah Ta’āla ciptakan.” (HR. Muslim).
Hal ini, sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi, karena hujan adalah rahmah. Baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka beliau meminta berkah melaluinya. Caranya dengan membasahi sebagian badan beliau dengan air berkah ini.
“Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya” (HR. Ibnu Majah).
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” yaitu terbangun dari tidur pada malam hari.
Diantara waktu-waktu yang baik untuk berdoa adalah:
1. Hari Arafah
Hari Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah bertepatan dengan jamaah haji wukuf di padang arafah merupakan waktu yang baik untuk menyampaikan doa, sebagaimana tercantum dalam hadits nabi:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ َ
2. Sepertiga Malam
Sepertiga malam atau waktu sahur sampai berkumandang azan subuh merupakan waktu yang baik untuk berdoaDari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
3. Waktu Tertentu Pada Hari Jum'at
Dalam setiap minggu Allah SWT telah melebihkan hari Jum'at dari hari-hari lainnya, salah satu keutamaannya adalah Doa seorang muslim pada suatu waktu tertentu akan dikabulkan oleh Allah SWT
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Terdapat 2 waktu pendapat tentang waktu tersebut yaitu [1] Pada saat shalat jumat, pada saat imam duduk sebentar di antara 2 kutbah; [2] Pada saat selesai melakukan shalat ashar atau waktu menunggu shalat maghrib, berdasarkan hadis berikut:
Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda,
الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ
4. Setiap Sujud Dalam Setiap Shalat
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Namun Rasullullah Shallallahu melarang membaca al-quran, berdasarkan 2 hadis berikut:
Sehingga doa dalam rujukan Al-Qur’an dibolehkan membaca do’a dari Al Qur’an ketika sujud. Namun dengan niat membaca do’a bukan membaca Al Qur’an.
5. Antara Azan Hingga Iqamah
Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لاَ يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
6. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Yang Berbuka Puasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash r.a., bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوم
7. Malam Lailatul Qadar
Allah SWT berfirman yang artinya:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
8. Pada Saat Hujan
Kita lihat dalam Sunnah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat berharap banyak kebaikan pada hujan yang Allah turunkan. Beliu berdoa saat melihat hujan yang lebat
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Dalam riwayat Muslim, dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha,“Dan apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat hujan, beliau membaca: RAHMAH (ini adalah rahmat).” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah menyibakkan bajunya agar tubuh beliau terkena air hujan. Saat beliau ditanya tentangnya, beliau menjawab:
لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
Hal ini, sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi, karena hujan adalah rahmah. Baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka beliau meminta berkah melaluinya. Caranya dengan membasahi sebagian badan beliau dengan air berkah ini.
9. Pada Waktu Bangun Tidur Untuk Orang Yang Tidur Pada Malam Hari Dengan Keadaan Suci
Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” yaitu terbangun dari tidur pada malam hari.
0 komentar:
Post a Comment
1. Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Jejak (komentar).
2. Selalu menggunakan bahasa yang baik.
3. Tidak mengandung Sara, kekerasan dan kelakuan Buruk lainya.
4. Tidak meninggalkan Link Aktif.